1. Goldilocks dan Tiga Beruang.
Suatu hari, di dalam hutan yang dalam dan hijau, berdiri sebuah pondok kecil yang nyaman. Di dalamnya tinggal tiga beruang—Papa Bear yang besar, Mama Bear yang baik hati, dan Baby Bear yang kecil dan suka bermain.
Suatu pagi, Mama Bear membuat sepanci bubur panas yang lezat. "Buburnya terlalu panas untuk dimakan sekarang," katanya. "Ayo kita berjalan-jalan sementara menunggu buburnya dingin!" Maka, ketiga beruang itu pergi berjalan-jalan di hutan.
Tidak jauh dari sana, seorang gadis kecil yang penasaran bernama Goldilocks sedang melompat-lompat di hutan sambil memetik bunga liar. Dia memiliki rambut keriting keemasan yang berkilau dan sangat menyukai petualangan! Tiba-tiba, dia melihat pondok kecil milik para beruang. "Oh! Betapa lucunya rumah ini!" katanya sambil mengetuk pintu. Namun, tidak ada yang menjawab.
Goldilocks mendorong pintu dengan lembut, dan—kreeek—pintu itu terbuka! Ia mengintip ke dalam dan mencium aroma yang lezat. "Mmm, bubur!" Perutnya berbunyi kelaparan.
Ia melihat tiga mangkuk bubur di atas meja. Ia mencicipi yang pertama. "Aduh! Terlalu panas!" serunya. Ia mencoba yang kedua. "Ih! Terlalu dingin!" Lalu, ia mencicipi yang ketiga. "Mmm, pas sekali!" Ia menghabiskannya sampai habis!
Selanjutnya, ia melihat tiga kursi. Ia duduk di kursi besar. "Terlalu keras!" Ia mencoba yang di tengah. "Terlalu empuk!" Kemudian, ia duduk di kursi terkecil. "Ahh, pas sekali!" Tapi—KRAK!—kursi itu patah berkeping-keping!
Merasa mengantuk, ia naik ke atas dan menemukan tiga tempat tidur. Yang pertama terlalu keras, yang kedua terlalu empuk, tetapi yang ketiga pas sekali. Ia pun berbaring dan tertidur pulas.
Tak lama kemudian, tiga beruang pulang. "Seseorang telah memakan buburku!" geram Papa Bear.
"Seseorang telah duduk di kursiku!" kata Mama Bear.
"Seseorang telah duduk di kursiku, dan sekarang kursinya rusak!" teriak Baby Bear.
Mereka naik ke atas. "Seseorang telah tidur di tempat tidurku," kata Papa Bear.
"Seseorang juga telah tidur di tempat tidurku!" kata Mama Bear.
"Seseorang ada di tempat tidurku sekarang!" teriak Baby Bear.
Goldilocks terbangun dan melihat tiga beruang menatapnya. "Aaaah!" ia berteriak, lalu melompat dari tempat tidur dan berlari menuruni tangga. Ia bergegas keluar pintu dan masuk ke dalam hutan, tak pernah melupakan pelajarannya—selalu bertanya sebelum masuk ke rumah seseorang!
Para beruang tertawa dan membersihkan pondok mereka, dan sejak saat itu, mereka selalu mengunci pintu sebelum pergi berjalan-jalan!
Tamat.
2.Goldilocks dan Rahasia Pondok Ajaib
Suatu pagi yang cerah, seorang gadis penasaran bernama Goldilocks berjalan-jalan di hutan, mengejar kupu-kupu biru yang indah. Ia berlari dan terus berlari hingga menemukan dirinya di depan sebuah pondok misterius yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Pondok itu tampak nyaman, dengan tanaman merambat melilit dinding kayunya dan cerobong kecil yang mengeluarkan asap harum.
Goldilocks mengetuk pintu. Tok, tok! Tidak ada jawaban. Pintu itu berderit terbuka dengan sendirinya.
“Halo?” panggilnya. Tidak ada seorang pun di sana.
Di dalam, Goldilocks melihat tiga mangkuk bubur yang masih mengepul di atas meja kayu bundar. Ia sangat lapar, jadi ia mencicipi sesendok dari mangkuk pertama. “Terlalu pedas!” serunya sambil terbatuk. Mangkuk kedua “terlalu manis!” Tapi mangkuk ketiga “pas sekali,” dan ia pun melahapnya sampai habis.
Setelah makan, ia melihat tiga kursi di dekat perapian. Ia naik ke kursi terbesar. “Terlalu tinggi!” Ia bergoyang di kursi kedua. “Terlalu empuk!” Lalu, ia duduk di kursi terkecil. “Pas sekali!” katanya—hingga KRAK! Kursi itu patah berkeping-keping!
Merasa mengantuk, ia berjalan perlahan ke lantai atas dan menemukan tiga tempat tidur. Yang pertama “terlalu bergelombang,” yang kedua “terlalu kenyal,” tetapi yang ketiga “pas sekali.” Ia pun meringkuk dan tertidur pulas.
Tiba-tiba, duk! duk! duk! Langkah kaki berat bergema di seluruh rumah.
Tiga beruang telah kembali!
“Seseorang telah memakan buburku!” geram Papa Bear.
“Seseorang telah duduk di kursiku!” kata Mama Bear.
“Seseorang telah merusak kursiku!” cicit Baby Bear.
Mereka naik ke lantai atas.
“Seseorang telah tidur di tempat tidurku,” kata Papa Bear.
“Dan di tempat tidurku juga!” kata Mama Bear.
“Seseorang masih ada di tempat tidurku!” teriak Baby Bear.
Goldilocks terbangun dan terkejut. “Oh tidak!”
Ia melompat bangun, siap berlari, tetapi kemudian ia melihat wajah sedih Baby Bear. “Aku sangat minta maaf,” katanya. “Aku tidak bermaksud merusak kursimu.”
Baby Bear mengendus sedih. “Itu kursi favoritku…”
Goldilocks berpikir sejenak. “Aku bisa memperbaikinya! Ayahku seorang tukang kayu. Aku akan membawanya ke sini, dan kami akan membuatkanmu kursi baru—bahkan yang lebih bagus!”
Tiga beruang saling berpandangan. “Itu akan sangat baik sekali,” kata Mama Bear sambil tersenyum.
Goldilocks menepati janjinya. Keesokan harinya, ia kembali bersama ayahnya, dan bersama-sama mereka membuat sebuah kursi yang kuat dan indah khusus untuk Baby Bear.
Sejak hari itu, Goldilocks dan tiga beruang menjadi sahabat baik. Mereka berbagi bubur, cerita, dan tawa di dalam pondok ajaib itu.
Tamat.